BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan nasional dibidang kesehatan
bertujuan untuk mencapai kemampuan untuk hidup sehat, bagi setiap penduduk agar
dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Untuk mewujudkan kesehatan masyarakat
secara optimal diperlukan peran serta masyarakat dan sumber daya masyarakat
sebagai modal dasar dalam pembangunan nasioal, termasuk keluarga sebagai unit
terkecil dari masyarakat
Dalam upaya mewujudkan kesehatan
masyarakat terutama dalam mencegah angka kematian ibu dan anak pemerintah
mencanangkan program safe motherhood yang berupa 6 pilar sebagai realisasi
kerja, antara lain :
1. Pelayanan keluarga berencana
2. Asuhan antenatal
3. Persalinan bersih dan aman
4. Pelayanan obsetrik neonatal
5. Pelayanan kesehatan dasar
6. Pelayanan kesehatan primer dengan
pemberdayaan wanita
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarkat dimana
masalah kesehatan dapat timbul, berupa masalah KIA/KB.
Dalam hal ini penulis mengambil kasus pada
keluarga Tn. W pada RT. 13 RW. 05 Desa Kedung Turi Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo
sebagai bukti pelaksanaan praktek kebidanan komunitas dan melaksanakan
implementasi sesuai dengan prioritas masalah.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Membantu masyarakat dalam mengupayakan hidup sehat
sehingga mencapai derajat kesehatan yang optimal.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang
berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak pada keluarga.
b. Menemukan masalah yang ada dan
memprioritaskannya
c. Merumuskan berbagai alternatif pemecahan
maasalah
d. Implementasi hasil rumusan alternatif
pemecahan masalah
e. Mendorong dan meningkatkan kesadaran serta
partisipasi keluarga dalam upaya mendorong dirinya sendiri dalam bidang
kesehatan, serta menanamkan perilaku hidup sehat
C. Batasan
Masalah
Mengingat
banyaknya permasalahan yang ada pada keluarga Tn. W maka, penulis
membatasi permasalahan Asuhan Kebidanan dengan salah satu anggota keluarga takut memakai KB
D. Metode
·
Studi Kepustakaan
Penulis
membekali diri dengan membaca literatur-literatur dan buku sumber yang
berkaitan dengan masalah kesehatan masyarakat.
·
Studi Dokumentasi
Untuk
mendapatkan data yang akurat serta asuhan kebidanan yang baik dan berhasil apa
yang menjadi tujuan, maka penulis mempelajari proses perawatan dan penerapannya
terhadap masalah kesehatan masyarakat sehingga didapatkan data dan kerja sama
yang baik.
·
Praktek Langsung
Penulis
melakukan asuhan kebidanan komunitas dan dilakukan pada tanggal 24 januari- 18
Februari 2011
·
Bimbingan dan
konsultasi
Dalam
menyusun makalah ini,penulis melakukan konsultasi langsung dengan pembimbing
pendidikan dan pembimbing lahan praktek.
BAB 2
LANDASAN TEORI
A. Konsep Kebidanan Komunitas
Konsep adalah kerangka ide yang mengandung
suatu pengertian tertentu. Kebidanan berasal dari kata “Bidan” yang artinya
adalah seseorang yang telah mengikuti pendidikan tersebut dan lulus serta
terdaftar atau mendapat ijin melakukan praktek kebidanan.
Sedangkan kebidanan sendiri mencakup
pengetahuan yang dimiliki bidan dan kegiatan pelayanan yang dilakukan untuk
menyelamatkan ibu dan bayi yang dilahirkan (J.H. Syahlan, 1996).
Komunitas adalah kelompok orang yang
berada di suatu lokasi tertentu. Sarana kebidanan komunitas adalah ibu dan anak
balita yang berada dalam keluarga dan masyarakat. Pelayanan kebidanan komunitas
dilakukan diluar rumah sakit. Kebidanan komunitas dapat juga merupakan bagian
atau kelanjutan pelayanan kebidanan yang diberikan di rumah sakit. Pelayanan
kesehatan ibu dan anak di lingkungan keluarga merupakan kegiatan kebidanan
komunitas.
Kelompok komunitas terkecil adalah
keluarga individu yang dilayani adalah bagian dari keluarga atau komunitas.
Oleh karena itu, bidan tidak memandang pasiennya dari sudut biologis. Akan
tetapi juga sebagai unsur sosial yang memiliki budaya tertentu dan dipengaruhi
oleh kondisi ekonomi dan lingkungan disekelilingnya.
Dapat ditemukan disini bahwa unsur-unsur
yang tercakup didalam kebidanan komunitas adalah bidan, pelayanan kebidanan,
sasaran pelayanan, lingkungan dan pengetahuan serta teknologi.
Asuhan kebidanan komunitas adalah
merupakan bagian integral dari system pelayanan kesehatan, khususnya dalam
pelayanan kesehatan ibu, anak dan Keluarga Berencana.
B. Manajemen Kebidanan Komunitas
Dalam memecahkan masalah pasiennya, bidan menggunakan
pendekatan manajemen kebidanan.
Manajemen kebidananan adalah metode yang
digunakan oleh bidan dalam menentukan dan mencari langkah-langkah pemecahan
masalah serta melakukan tindakan untuk menyelematkan pasiennya dari gangguan
kesehatan.
Penerapan manajemen kebidanan melalui
proses yang secara berurutan yaitu identifikasi masalah, analisis dan perumusan
masalah, rencana dan tindakan pelaksanaan serta evaluasi hasil tindakan.
Manajemen kebidanan juga digunakan oleh bidan dalam menangani kesehatan ibu,
anak dan KB di komuniti, penerapan manajemen kebidanan komuniti (J.H. Syahlan,
1996).
1. Identifikasi masalah
Bidan yang berada di desa memberikan pelayanan KIA dan
KB di masyarakat melalui identifikasi, ini untuk mengatasi keadaan dan masalah
kesehatan di desanya terutama yang ditujukan pada kesehatan ibu dan anak. Untuk
itu bidan melakukan pengumpulan data dilaksanakan sccara langsung ke masyarakat
(data subyektif) dan data tidak langsung ke masyarkaat (data obyektif)
a. Data Subyektif
Data subyektif diperoleh dari informasi langsung yang
diterima dai masyarakat. Pengumpulan data subyektif dilakukan melalui
wawancara. Untuk mengetahui keadaan dan masalah kesehatan masyarakat dilakukan
wawancara terhadap individu atau kelompok yang mewakili masyarakat.
b. Data Obyektif
Data obyektif adalah data yang diperoleh dari
observasi pemeriksaan dan penelaahan catatan keluarga, masyarakat dan
lingkungan. Kegiatan dilakukan oleh bidan dalam pengumpulan data obyektif ini
ialah pengumpulan data atau catatan tentang keadaan kesehatan desa dan
pencatatan data keluarga sebagai sasaran pemeriksaan.
2. Analisa dan perumusan masalah
Setelah data dikumpulkan dan dicatat maka dilakukan
analisis. Hasil analisis tersebut dirumuskan sebagai syarat dapat ditetapkan
masalah kesehatan ibu dan anak di komuniti.
Dari data yang dikumpulkan, dilakukan analisis yang
dapat ditemukan jawaban tentang :
a. Hubungan antara penyakit atau status
kesehatan dengan lingkungan keadaan sosial budaya atau perilaku, pelayanan
kesehatan yang ada serta faktor-faktor keturunan yang berpengaruh terhadap
kesehatan. (H.L. Blum).
b. Masalah-masalah kesehatan, termasuk
penyakit ibu, anak dan balita
c. Masalah-masalah utama ibu dan anak serta
penyebabnya
d. Faktor-faktor pendukung dan penghambat
Rumusan masalah dapat ditentukan berdasarkan hasil
analisa yang mencakup masalah utama dan penyebabnya serta masalah potensial.
3. Diagnosa potensial
Diagnosa yang mungkin terjadi
4. Antisipasi penanganan segera
Penanganan segera masalah yang timbul
5. Rencana (intervensi)
Rencana untuk pemecahan masalah dibagi menjadi tujuan,
rencana pelaksanaan dan evaluasi.
6. Tindakan (implementasi)
Kegiatan yang dilakukan bidan di komunitas mencakup
rencana pelaksanaan yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
7. Evaluasi
Untuk mengetahui ketepatan atau kesempurnaan antara
hasil yang dicapai dengan tujuan yang ditetapkan.
C. Konsep Dasar
Keluarga
1. Pengertian keluarga
Keluarga adalah unit terkecil masyarakat, terdiri atas
2 orang atau lebih adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam
satu rumah tangga dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga berinteraksi
diantara sesama anggota keluarga, setiap anggota keluarga mempunyai peran
masing-masing, menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan. (Depkes. RI. 1998
dan Salvicion G Bailon dan Aracelis Maglaya, 1989).
2. Struktur keluarga
a. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak
saudara, seadarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ayah.
b. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak
saudara dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ibu.
c. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah istri.
d. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah suami.
e. Keluarga kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga
karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
3. Ciri-ciri struktur keluarga
a. Terorganisasi
b. Ada keterbatasan
c. Ada perbedaan dan kekhususan
4. Ciri-ciri keluarga
a. Diikat dalam suatu tali perkawinan
b. Ada hubungan darah
c. Ada ikatan batin
d. Ada tanggung jawab masing-masing anggotnya
e. Ada pengambilan keputusan
f. Kerjasama diantara anggota keluarga
g. Komunikasi interaksi antar anggota
keluarga
h. Tinggal dalam satu rumah
5. Ciri-ciri keluarga Indonesia
a. Suami sebagai pengambil keputusan
b. Merupakan suatu kesatuan yang utuh
c. Berbentuk monogram
d. Bertanggung jawab
e. Pengambil keputusan
f. Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa
g. Ikatan kekeluargaan sangat erat
h. Mempunyai semangat gotong royong
6. Tipe/bentuk keluarga
a. Keluarga inti (nuclear family)
Adalah keluarga terdiri dari satu ayah, ibu dan
anak-anak.
b. Keluarga besar (exended family)
Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara
misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c. Keluarga berantai (sereal family)
Adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang
menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga duda/ janda (single family)
Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau
kematian.
e. Keluarga berkomposisi (composite)
Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami yang
hidup secara bersama.
f. Keluarga kabitas (cahabitation)
Adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi
membentuk suatu keluarga.
Tipe keluarga Indonesia umumnya menganut tipe keluarga
besar (extended family) karena masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai
suku hidup dalam suatu komuniti dengan adat istiadat yang sangat kuat.
7. Perawatan kesehatan keluarga
Adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang
ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau satu kesatuan yang
dirawat dengan sehat sebagai tujuan dan melalui perawatan sebagai sasaran.
D. Konsep Dasar Keluarga Berencana
- Upaya
peningkatkan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga
kecil yang bahagia
sejahtera (Undang-undang No. 10/1992).
- Keluarga Berencana (Family Planning,
Planned Parenthood) : suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan
jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi.
- WHO (Expert
Committe, 1970), tindakan yg membantu individu/ pasutri untuk:
Mendapatkan objektif-obketif tertentu, menghindari kelahiran
yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran
yang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan
dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.
- Tujuan
umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekutan sosial ekonomi
suatu keluarga
dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga
bahagia
dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
- Tujuan
lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan
ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
- Kesimpulan
dari tujuan
program KB
adalah: Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu, anak, keluarga
dan bangsa; Mengurangi angka kelahiran
untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa; Memenuhi permintaan
masyarakat akan pelayanan KB dan KR yang berkualitas, termasuk
upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu,
bayi,
dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.
Tujuan KB meliputi:
- Keluarga
dengan anak ideal
- Keluarga
sehat
- Keluarga
berpendidikan
- Keluarga
sejahtera
- Keluarga
berketahanan
- Keluarga
yang terpenuhi hak-hak reproduksinya
- Penduduk
tumbuh seimbang
(PTS)
Sasaran Program KB
Sasaran program KB
yang meliputi:
- Menurunnya
rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14
persen per tahun.
- Menurunnya
angka kelahiran
total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan.
- Menurunnya
PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin menjarangkan kelahiran
berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara kontrasepsi
(unmet need) menjadi 6 persen.
- Meningkatnya
pesertaKB laki-laki menjadi 4,5persen.
- Meningkatnya
penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif, dan
efisien.
- Meningkatnya
rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21 tahun.
- Meningkatnya
partisipasi keluarga
dalam pembinaan tumbuh kembang anak.
- Meningkatnya
jumlah keluarga
prasejahtera dan keluarga sejahtera-1 yang aktif
dalam usaha ekonomi
produktif.
- Meningkatnya
jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan
Program KB
Nasional.
Ruang Lingkup KB
Ruang lingkup KB antara lain: Keluarga berencana;
Kesehatan reproduksi remaja; Ketahanan dan
pemberdayaan keluarga;
Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas; Keserasian kebijakan
kependudukan; Pengelolaan SDM aparatur; Penyelenggaran pimpinan kenegaraan dan
kepemerintahan; Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara.
Strategi program KB terbagi dalam dua hal yaitu:
Strategi
dasar
Strategi
operasional
- Peningkatan
kapasitas sistem pelayanan Program KB Nasional
- Peningkatan
kualitas
dan prioritas program
- Penggalangan
dan pemantapan komitmen
- Dukungan
regulasi dan kebijakan
- Pemantauan,
evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan
Program keluarga berencana
memberikan dampak,
yaitu penurunan angka kematian ibu dan anak; Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi; Peningkatan kesejahteraan
keluarga;
Peningkatan derajat kesehatan; Peningkatan mutu dan layanan KB-KR; Peningkatan
sistem pengelolaan dan kapasitas SDM; Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi
manajemen dalam penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan berjalan lancar.
BAB
4
PENUTUP
4. 1 Kesimpulan
Keluarga adalah merupakan unit
terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang
yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan
saling ketergantungan. (Depkes RI, 1999 dalam Nasrul).
Perawatan kesehatan keluarga
adalah tingkat perawatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada
keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat dengan sehat sebagai tujuan,
melalui perawatan sebagai sarana / penyalur. (Salvicion G. Bailon dan aracelis
Maglaya dalam Nasrul, 1998).
Dalam asuhan pada kepada keluarga
didesa kedung turi ini penulis memberikan asuhan pada keluarga dengan adanya
keluhan/ adanya : ibu hamil dengan resiko sangat tinggi.
Berdasarkan kasus diatas, maka
diberikan penjelasan yang sebaik-baiknya kondisi dan resiko ibu, sehingga
diharapkan ibu bisa melahirkan di Rumah Sakit. Asuhan dan pengawasan tetap
dilakukan. Pemantauan ini tetap berlanjut dimana dilakukan kerja sama dengan
petugas setempat (Bidan Desa).
4.2 Saran
ü Bagi
Petugas
Sebagai
petugas dalam memberikan asuhan kebidanan pada keluarga, harus :
o
Memberikan
asuhan sesuai standart
o
Mampu
mendiagnosa dengan benar sehingga mampu pula memberi asuhan dengan benar.
ü Bagi
Klien / keluarga
Diharapkan
klien dan keluarga memberikan kepercayaan kepada petugas dan mau diajak
kerjasama oleh petugas, klien, dan keluarga diharapkan mau mengikuti semua
saran/anjuran yang diberikan sehingga asuhan kebidanan dapat terlaksana dengan
baik sesuai standart dan protap yang ada.
ü Bagi
Puskesmas
Diharapkan
dapat menindak lanjuti asuhan yang sudah diberikan dan menjadikan bahan
informasi kondisi dan resiko-resiko yang dialami ibu hamil yang ada diwilayah
Puskesmas
ü Bagi
Pendidikan
Sebagai
bahan pertimbangan dalam penanganan kasus-kasus pada praktek-praktek komunitas
berikutnya, sekaligus bahan masukan atas kondisi-kondisi resiko tinggi di
keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Effendy Nasrul. 1998. Dasar-dasar Keperawatan
Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC.
Depkes RI.
2000. Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta.
Soekidjo,
Notoatmodjo. 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Arjoso, S. Rencana Strategis BKKBN. Maret, 2005.
BKKBN, 1999. Kependudukan KB dan KIA. Bandung, Balai
Litbang.
NRC-POGI, 1996. Buku Acuan Nasional Pelayanan
Keluarga Berencana.
Makalah Perkumpulan Keluarga Berencana
Indonesia.
www.
bkkbn.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar